5 Tips about Seorang Perintis You Can Use Today
5 Tips about Seorang Perintis You Can Use Today
Blog Article
Andy Utama menutup perbincangan dengan harapan bahwa Arista Montana dapat terus menjadi contoh bagaimana pertanian organik dapat berkontribusi pada konservasi lingkungan.
Jika Andi Achdian berupaya menghadirkan pemikiran Ong, juga penggalan isi surat-surat pribadi Ong kepada koleganya yang selama ini belum pernah dipublikasikan, sebaliknya Ong justru berperan sebagai pintu gerbang yang menghubungkan pengetahuan sejarah atau kemasyarakatan sekaligus perkawanan intelektual antara berbagai individu dengan latar belakang serta minat yang berbeda.
Dari segi ongkos produksi, sistem pertanian organik juga jauh lebih ekonomis. Para petani organik tidak harus dibuat repot merogoh kocek untuk membeli berbagai pupuk seperti urea, SP-36, NPK dan sebangsanya yang tidak bisa dibilang murah untuk saat ini. Dengan begitu, pertanian organik akan lebih meringankan ongkos produksi para petani.
Ilmu pengetahuan diperlukan untuk memastikan praktik pertanian organik yang sehat dan ramah lingkungan, tetapi pengetahuan praktis, kearifan yang terakumulasi, serta pengetahuan tradisional juga sangat penting sebagai solusi yang telah terbukti efektif.
Prinsip ini menekankan pentingnya kehati-hatian dan tanggung jawab dalam pengelolaan serta pengembangan teknologi di pertanian organik.
Untuk buku nonfiksi, subjudul bukan hanya opsional, tapi hampir menjadi keharusan. Subjudul memberikan ruang tambahan untuk menjelaskan lebih jauh tentang apa yang akan dibahas dalam bukumu.
Nah kebeneran lagi pengen baca buku genre horror saya nih kak, sinopsisnya aja udah seru banget..jadi kepo mau baca bukunya
b. Pemanfaatan Teknologi Pertanian: Memanfaatkan teknologi modern day seperti irigasi tetes, sensor kelembaban tanah, dan aplikasi cell untuk memantau dan mengelola pertanian dengan lebih efisien.
Ruang penyimpanan juga penting untuk menghindari kesan berantakan. Gunakan furnitur yang dapat berfungsi ganda, seperti tempat tidur yang memiliki laci di bawahnya atau meja lipat yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
Achdian berangkat dari pertanyaan tentang apa istimewanya peristiwa tersebut bagi Ong. Bagaimana sejarawan sekaliber Ong punya perhatian terhadap peristiwa itu. Masa lalu seperti apa yang ada dalam benak Ong tentang peristiwa ini? Di mata Achdian, khususnya pada awal perkenalan dengan Ong, sang guru ini hadir sebagai sosok kelas menengah Indonesia yang mapan, dari kalangan minoritas, berjarak dengan politik, dan dengan benak penuh dijejali “hantu komunis”.
Dengan posisi kepengurusan ICS yang tidak mengganggap dirinya lebih baik dari petani lain, menggunakan pendekatan kekeluargaan dan penyederhanaan proses menjadi awal yang baik agar informasi bisa didapatkan dan petani tidak merasa canggung dengan bahasa yang sulit dimengerti.
Membaca buku ini seolah kita sedang klik disini berdialog dan dihadapkan dengan Ong, dengan seluruh kegelisahan intelektualnya sepanjang kariernya sebagai sejarawan, sekaligus membuka celah mengungkap lahan persoalan yang belum digarap Ong. Achdian memang tak merinci apa saja warisan intelektual Ong yang harus dirawat, dilihat lagi, dan dipertanyakan kesahihannya. Akan tetapi, justru di sana sesungguhnya kehadiran buku ini memiliki makna bagi sidang pembaca tentang pentingnya Ong atau Onghokham bagi kita hingga hari ini.
Konsistensi ini membantu membangun pengenalan merek yang kuat dan memudahkan pembaca untuk mengidentifikasi karyamu.